Tiba-tiba ada rasa yang aneh di dadaku. Aku tahu sebelum semuanya
terlambat atau berubah menjadi lebih buruk lagi dari sekarang, aku harus
menghentikan rasa ini mulai dari sekarang. Ini tidak boleh terjadi dan tidak
seharusnya terjadi.
Aku harus kembali meneruskan mimpi-mimpiku. Seberapapun beratnya
itu. Seberapapun tidak mudahnya itu. Namun setiap aku melihat mata orang ini,
hatiku menjadi semakin menginginkannya lebih dan lebih lagi.
Sialan!
Apa yang harus aku lakukan?
Tuhan... jangan biarkan ini terjadi. Hal ini akan membuatku
merasa semakin aneh nantinya.
Aku sering berbicara dengan hatiku sendiri untuk tidak
membiarkan ini berlanjut. Namun apa kuasaku, Tuhan, dibandingkan dengan
kuasa-Mu?
Aku bahkan hampir melupakan mimpi-mimpiku. Dan sekarang aku
malah mempunyai satu mimpi baru. Bersamanya.
Ini benar-benar tidak bisa! Dan tidak mungkin!
Mana mungkin dia dan aku?
Sudah dijelaskan bahwa ada 3 hal yang akan menyulitkan
datangnya rejeki, dan salah satunya adalah berkhianat. Apa yang ini? Jika ini
memang apa adanya, aku tidak ingin hal ini berlanjut semakin jauh. Rasa ini.
Betapa bodohnya aku.
Bahkan kini suaranya mulai menggerogoti ingatanku dan juga
pikiranku. Setiap detil dari dirinya mulai menarik perhatianku. Harum tubuhnya.
Namun iini tidak senyaman yang aku kira. Tidak seperti
merasa kagum kepada yang lainnya, namun seperti... ya tahulah.
Mataku bahkan tidak bisa berhenti untuk mencari sosoknya.
Namun ini tetap tidak mungkin. Dia tidak mungkin.....
Jika aku pikir-pikir, keinginanku untuk selalu dekat
dengannya dan khayalanku akannya itu saling berbanding lurus.
Semakin hari aku semakin tidak bisa mengontrol.
Semakin kaku, seperti es, aku tidak bisa bernafas ketika
mengingatnya.
Ketika tak melihatmu, aku menjadi seperti buta.
Tinggallah di sini. Tak ada cara, aku akan kehilanganmu
suatu saat nanti.
Aku tak ingin terluka, tapi apa yang bisa aku lakukan?
Aku tak mendengar apapun ketika kau tak bersuara.
Aku tak melihat apapun ketika kau tak ada di sisi.
Namun aku tak bisa fokus pada apapun ketika kulitmu
menyentuh kulitku.
Ketika suaramu mulai bergetar di gendang telingaku. Semuanya
sekektika mendadak berhenti dan keadaan seakan memudar.
Aku hanya berfokus padamu.
No comments:
Post a Comment