Beberapa
malam yg lalu aku bertemu dengannya. Ketika aku melihatnya, semakin aku melihat
matanya, rasa itu semakin tidak bisa aku tahan.
Aku menjadi semakin menginginkannya.
Tapi pada malam itu, aku pun menjadi tersadar
akan satu hal.
Dia, tidak mungkin bersamaku. Selama ini aku
hanya membuang-buang waktuku dengan sia-sia.
Dia tidak pernah melihatku meskipun aku berada
tepat di depannya. Dia tidak akan pernah mendengar suaraku meskipun aku
berteriak ke telinganya.
Cinta, tapi hanya aku sendiri.
Karena dia tidak pernah merasakannya. Tidak. Dia
mersakannya. Masih merasakannya, tapi kepada orang yang dia cintai sampai
sekarang.
==================================================================
"Lupakan saja". Hari ini dimulai seperti
biasanya. Berkata dengan kalimat seperti biasanya. Dan dengan perasaan yang
masih sama seperti sebelumnya. "Lupakan saja". Aku kembali mengulangi
kalimat itu di depan. "Lupakan saja". Selesai. Ritual ini telah
selesai. Kemudian ku langkahku ke ruang makan seperti biasanya. Di sana kakak
laki-lakiku telah menungguku seperti biasanya.
"Selamat pagi!". Sapanya seperti
pagi-pagi sebelumnya. Tapi senyum yang dia tampakkan berbeda dengan hari-hari
yang lalu.
“Selamat pagi. Wahhh… Kelihatannya menu hari ini lezat
sekali. Kau memasak lagi?”.
“Iya. Seperti biasanya, adikku yang manis”. Mendengar
kalimat itu, aku langsung tertunduk diam. Dan dia memandangku. Senyumnya itu
kini menghilang. Kemudian perlahan-lahan dia mengampiri dan menyandarkan
kepalaku ke bahunya.
“Sudah lah. Sudah berlalu sekarang. Semua akan
baik-baik saja setelah ini.”.
Aku benci mendengarnya mengatakan hal yang sama entah
untuk yang ke-berapa kali dalam 3 tahun ini. Sudah 3 tahun sejak kejadian itu
dan dia masih belum berubah.
“Aku harus pergi”. Aku menarik tubuhku yang dengan
enggan meninggalkannya.
“Aku sudah berjanji kepadanya. Semua kan baik-baik
saja”.
“Aku tahu. Kau selalu mengatakannya selama 3 tahun
terakhir ini”. Kali ini aku benar-benar ingin meninggalkannya. Tapi apakah aku
bisa? Jika aku pergi, bagaimana dengan janji-janjiku dan janji-janjinya selama
ini? Semua itu hanya akan terdengar sebagai bualan saja. Tapi aku benar-benar
sudah tidak tahan lagi.
No comments:
Post a Comment